Senin, 02 Februari 2015

ARTI CINTA ???

Banyak orang yang bilang cinta itu manis  layaknya seperti coklat

Namun mengapa ada yang merasakan cinta lalu sakit hati ???

Apakah yang sebenarnya ada pada cinta ???

Dan terbuat dari apa sebenarnya cinta itu  ???

Banyak yang memuja akan keindahan cinta di dunia ini

Namun setelahnya banyak pula orang yang tak percaya akan arti cinta

Sampai sekarang pun masih belum dapat ku mengerti apa maksud cinta yang sesungguhnya

Yang ku tahu saat ini cinta hanya bumbu kehidupan

Karena adanya dua insan yang saling berpaut dan akhirnya terjadilah yang namanya cinta

Tapi jika cinta itu dibagi menjadi tiga atau lebih apakah masih bisa juga di sebut dengan yang namanya cinta ???

Sampai disini aku masih mempertanyakan tentang hal itu

Adakah cinta yang di jalani tak hanya untuk dua orang ???

Cinta,, cinta,, cinta semua orang lemah lantak di buatnya

Sampai segala hal di korbankan hanya untuk cinta

Memang yang namanya cinta tak dapat di terka dengan berbagai kata

Semua berjalan begitu saja tanpa membuat pikir panjang si pelaku cinta

Dan segala cara pun bisa di halalkan untuk cinta


Sungguh cinta itu membingungkan untuk semua orang termasuk aku !!!

Minggu, 25 Januari 2015

KEABADIAN CINTA DARI ARTI SEBUAH KEJUJURAN

“ Sudah ku katakan aku nggak berbohong,, dan aku sudah jujur tentang semua yang terjadi antara perselingkuhan ku dengan pria itu !!! harus ku akui apa lagi agar membuat mu percaya suami ku ??? aku capek,, aku lelah karena harus selalu bertengkar masalah ini,, bisakah kita tidak membicarakan hal ini lagi ??? aku sudah nggak mau dengar kamu membicarakan tentang dia lagi yang nggak ada habisnya,, kalau kamu memang sudah mempercayai ku buat apa kamu membawa ku untuk bertemu dengannya lagi,, sudah ku katakan aku tak berbuat apapun dengan pria itu !!! “

Sebuah perdebatan hebat terjadi antara sepasang suami istri di sore hari itu,, Dian adalah wanita berusia 22 tahun yang baru beberapa bulan menjalani pernikahannya dengan Leo yang kini sudah berusia 29 tahun,, Dian adalah istri keduanya Leo,, sebelumnya Leo menikah dengan wanita yang bernama Helda,,

Perdebatan itu terjadi lantaran Dian telah berselingkuh dengan pria yang ia kenali di sebuah jejaring sosial miliknya,, sebelumnya Leo tidak mengetahui hal ini sampai pada akhirnya terbongkar dan membuat  sang suami marah besar dan bisa melakukan tindakan kasar pada nya,, memang awal dari perselingkuhan itu terjadi sebelum Dian ingin meminta cerai pada Leo,, Dian mengaku tak sanggup lagi menjalani pernikahan sebagai istri kedua Leo,, dan pada akhirnya Dian benar-benar meminta cerai,, namun setelah Leo tahu istrinya bermain gila dengan pria lain di luar sana ia tak dapat  menerima,, ia  sekarang tahu mengapa  Dian meminta cerai,, bukan karena masalah menjadi istri kedua namun karena adanya pria lain di hatinya,, dan semua hal itu membuat Leo akhirnya lupa diri dan menyiksa Dian,,

Sebenarnya Leo adalah pria yang baik,, ia tak pernah ingin menyiksa seorang wanita,, tapi kali ini beda perkara Dian yang telah menyakiti perasaanya yang dengan tega berani berselingkuh di belakangnya sebelum perceraian terjadi,, hal itu yang membuat Leo akhirnya dapat berbuat kasar terhadap Dian,, namun Dian tak pernah menyalahkan perbuatan suaminya,, karena ia tahu bahwa dirinyalah yang bersalah,,

Hingga pada suatu hari Leo memancing Dian dengan berbagai pertanyaan untuk membuatnya jujur,, Leo ingin tahu sejauh mana hubungan istrinya dengan pria itu,, namun Dian selalu mengelak pernah melakukan hubungan lebih,, Dian memang tak pernah berhubungan yang lebih dalam dengan pria itu,, ia hanya mengakui pria itu pernah memegang tangannya karena ia sedang melamun memikirkan pernikahannya dengan Leo yang  sudah hampir hancur,,  namun Leo tetap tak mempercayai hal itu,, dan Leo masih saja memancing istrinya dengan sejuta pertanyaannya,, namun tetap jawaban sama yang di katakan oleh Dian kepada suaminya,, sebenarnya Leo masih menyimpan tanda tanya yang besar,, namun ia selalu menunjukkan sikap tenang seolah-olah percaya dengan apa yang di katakan Dian,,,

Hari demi hari terus berlalu,, Leo masih saja menyimpan sejuta pertanyannya kepada sang istri,, “ apakah hanya sampai disitu saja apa yang mereka berdua perbuat di belakang ku ?? “ ,, pertanyaan itu sungguh menyiksa bagi Leo,, dan beberapa hari kemudian Leo masih menanyakan hal itu kembali kepada Dian,, dan istrinya itu masih memberikan jawaban yang sama,, akhirnya pun Leo dapat sedikit mempercayai Dian walau masih tersimpan sejuta pertanyaan itu di otaknya,,,

Dan di suatu pagi ketika Leo sedang bekerja,, ia di telepon oleh karyawan dari tempat dulunya Dian bekerja,, karyawan itu menanyakan perihal mengapa istrinya tiba-tiba berhenti bekerja setelah sehari kejadian dimana ia dan Dian bertengkar hebat,, karyawan itu mengucapkan sesuatu hal yang akhirnya membuat Leo kembali menaruh rasa curiganya terhadap Dian,,

Sungguh perkara yang sangat rumit,, Leo merasa masih ada hal-hal  yang di sembunyikan Dian darinya,, setelah Leo pulang dari bekerja ia mengatakan kepada Dian bahwa tadi ada salah satu teman kerjanya yang menelpon dan mengatakan sesuatu,, dan hal itu yang akhirnya membuat Leo harus mengulang perkara sebelumnya,, ia bertanya dengan pancingan kata-kata lain,, ia terus berusaha dan berusaha membuat Dian mengakui semua kebohongan yang masih di simpannya selama ini,, akhirnya Dian tak sanggup lagi menyembunyikan  semuanya dari sang suami,, sebelumnya ia masih bisa menutupi kebohongan itu,,  namun sekarang Dian mengatakan yang sejujurnya jika ia  memang melakukan hal yang lebih dari sekedar pegangan tangan,, karena pertanyaan dari suaminya membuatnya frustasi dan mau tak mau ia harus mengakui semua yang telah di tutup-tutupi selama ini,,Dian berkata  selain pria itu memegang tangannya,, pria itu juga memegang telinganya,membelai rambutnya dan mencium bibirnya,, namun ia mengatakan pada suaminya,, kalau ia memang tak tahu mengapa semua itu bisa terjadi,, Dian merasa perbuatan itu terjadi begitu saja dan dia bingung harus bagaimana,, dan dengan perasaan yang sangat bersalah serta  menyesal,, Dian meminta maaf dan berjanji kepada Leo suaminya untuk tidak mengulangi perbuatan yang menjijikan itu,,,

Awalnya Leo tak dapat menerima semua kejujuran itu,, ia marah dan kecewa dengan apa yang di perbuat Dian di belakangnya,, namun rasa cinta dan sayangnya yang besar terhadap Dian mengalahkan segala rasa kebencian dan amarahnya,, akhirnya Leo dapat mengampuni dan memaafkan semua kesalahan istrinya serta memberikan kesempatan kepada Dian untuk bertobat,, karena dari dulu Leo memang mencintai dan menyayangi Dian dengan apa adanya,, ia lebih menghargai sebuah kejujuran yang di utarakan Dian dari pada kebohongan yang di sembunyikan dengan alasan tak ingin menyakiti perasaannya,, walaupun kejujuran itu sakit bagi Leo namun kini hatinya merasa lebih tenang karena istrinya mau mengakui kesalahan dan mau memperbaiki semua yang telah ia lakukan di belakangnya,,

Dan dari hasil kejujuran itu akhirnya membuat Dian mengerti bahwa keabadian cinta yang sejati hanya ada ketika sepasang suami istri saling jujur tanpa ada kebohongan sekecil apapun yang di sembunyikan,, sekarang sepasang suami istri ini memulai kembali kehidupan yang baru sebagai pasangan  yang saling setia dan menjaga perasaan mereka masing-masing,, meskipun masih ada istri pertama Leo bagi mereka berdua itu semua tak menjadi halangan untuk masih bersama,, karena Leo dan Dian berfikir bahwa semua yang kini tengah di jalani adalah takdir dari sang kuasa bukan karena keinginan mereka sendiri,, mana ada wanita yang mau di jadikan istri kedua kalau bukan takdir yang menentukan,, begitu pula sebaliknya dengan Leo,, buat apa memepertahankan seorang istri yang selama ini aku bela-blea ternyata selingkuh di belakang ku,,,

Banjarbaru,25 Januari 2015

Jumat, 23 Januari 2015

FIRST LOVE



“ Aku masih selalu mengingatmu walaupun jarak telah memisahkan aku dan kamu,, kamu memang akan selalu menjadi yang terindah di dalam hidup ini,, tanpa mu aku bagai hidup tak bernafas,, aku akan kembali dan menemui mu sayang,, walau aku tak tahu masih samakah rasa itu di hatimu setelah sekian lama terpisah,, tanpa kabar dan berita dariku untuk mu,, namun sedikitpun tak pernah ku lupa akan raut wajah mu nan elok di mata ini,, tunggulah aku Ramon,, karena aku akan segera kembali untuk mu “



Tiga tahun kini telah berlalu,, Andien dan orang tuanya baru saja pulang dari Amerika,, Andien tak tahu bagaimana kabar Ramon semenjak ia pergi,, sama sekali tak ada kontak di antara mereka berdua,, semua hilang bagai debu yang tertiup angin,, Andien pun tak bisa melupakan Ramon,, dahulu sebelum ia pergi meninggalkan Ramon untuk meneruskan studinya di Amerika,, Andien pernah berkata pada Ramon kalau ia tak akan melupakan Ramon kekasihnya itu,, ia tetap mencintai Ramon sama seperti ketika ia ada di dekat Ramon,, Andien sama sekali tak ingin kehilangan Ramon,, walau tak ada kontak sama sekali antara Andien dan Ramon,, tetap Andien tak pernah berniat lupakan apalagi tinggalkan Ramon kekasihnya itu,,

Setibanya Andien di Jakarta ia langsung mencari Ramon di kediamannya,, memang sudah sangat lama tapi dengan keyakinan teguh,, Andien percaya jika kekasihnya masih menunggu dia sampai kembali,, ia masih ingat dengan tempat tinggal Ramon yang dulu pernah ia datangi ketika akan berangkat ke Amerika,, sama sekali tak ada yang berubah,, dengan pohon kasturi yang dulu sering ia kunjungi bersama Ramon,, masih sama ketika ia akan meninggalkan kota Jakarta,,
Namun sesuatu hal membuatnya terkejut setelah sampai di kediaman Ramon,, ternyata Ramon dan keluarganya sudah pindah rumah tiga bulan yang lalu,, semua itu membuat Andien terdiam dan membisu,, ia bertanya-tanya di dalam hati mengapa sama sekali tak ada kabar untuknya dari Ramon tentang masalah perpindahan rumah ini,, dan ia pun bertanya pada salah satu tetangga Ramon,, dimana sekarang Ramon tinggal dan apakah mereka tahu mengapa sampai harus pindah rumah,, namun tak ada satupun tetangga yang tahu,, mereka hanya berkata keluarnya Ramon dan keluarganya dari rumah itu karena datangnya dekoleptor dan menyita seluruh isi rumah,, hati Andien sedih saat mendengar itu,, karena ia tak ada di saat Ramon membutuhkan bantuannya,, Andien sangat menyesal karena telah meninggalkan Ramon dengan segala keadaan yang rumit seperti itu,, setelah mendengar cerita dari tetangga Ramon,, Andien memutuskan untuk pulang ke rumah dan akan mencari tahu dari teman dekat Ramon di keesokkan harinya,,

                                                                                    ****

Didi adalah teman satu sekolah Andien dan Ramon semasa SMA dulu,, dia yang selalu menjadi tempat curhat Andien atau Ramon ketika mereka sedang bertengkar,, dan karena Didi akhirnya sepasang kekasih ini dapat kembali berbaikan,, Didi memang tak pernah lagi bertemu dengan Andien setelah mereka lulus,, karena setelah lulus Didi pulang ke kampung halamannya di Bandung,, namun setahun kemudian ia kembali ke Jakarta untuk meneruskan studinya di perguruan tinggi sambil bekerja untuk membiayai kuliahnya,, dan Didi pun sama sekali tak pernah menyangka ia akan bertemu kembali dengan gadis cantik teman semasa SMAnya dulu,, mereka bertemu di sebuah cafe dekat sekolah,, ketika itu Didi datang ke sekolahnya untuk mengambil beberapa berkas yang masih tertinggal,, dan secara kebetulan Andien pun juga ingin mencari alamat Didi di arsip sekolah,, dalam pertemuannya itu Andien banyak menanyakan tentang kekasihnya itu pada Didi,, akhirnya Didi pun mengakui terakhir bertemu dengan Ramon ketika ia sedang mendaftar kuliah di perguruan tinggi tempat yang sama dengan Ramon,, saat itu Ramon juga berkata kalau sekarang ia bekerja di sebuah perusahaan kontraktor,, hanya saja ketika itu ayahnya sedang sakit keras jadi mau tak mau dia harus berhenti kuliah karena harus mencari uang untuk membiayai berobat ayahnya,, hati Andien menjadi kembali terasa sesak karena mendengar cerita dari Didi,, sungguh ia tak menyangka sama sekali jika semua akan terjadi menjadi seperti sekarang ini,, dan Didi juga mengatakan kepada Andien jika Ramon masih mencintai Andien dan akan tetap menunggunya sampai kapanpun,, karena bagi Ramon hanya Andien yang mampu membuat hati dan jiwa Ramon menjadi lebih tenang,, Andien hanya dapat menangis mendengar ucapan Didi barusan,, ia sungguh terharu mendengar itu,, dan kemudian Andien meminta alamat dimana Ramon bekerja kepada Didi,, dan Didi pun memberikan alamat itu,, dengan segera Andien melaju dengan mobil yang di kendarainya untuk mencari Ramon,,

                                                                               ****

Kini Andien ada di sebuah perusahaan kontraktor tempat dimana Ramon bekerja,, ia mencari bagian personalia perusahaan itu dan menanyakan apakah masih ada karyawan yang bekerja di sana atas nama Ramon Julian,, dan personalia itu segera memeriksa data karyawan di komputernya,, di katakannya jika atas nama Ramon Julian baru satu minggu ini telah mengundurkan diri dari perusahaan kontraktor itu,, namun personalia itu juga mengatakan kalau Ramon mungkin suatu saat nanti akan ada kembali ke sana karena gajihnya bulan itu belum ia ambil karena ia sangat tergesa-gesa saat mengantar surat pengunduran diri,, dan Andien hanya memberikan pesan kepada personalia agar meminta Ramon menghubunginya melalui nomer ponsel yang ia tulis pada secarik kertas kecil,, dan personalia itu pun menerima kertas itu dan akan memberikannya pada Ramon jika ia datang,, Andien keluar dari lobby dengan perasaan bimbang,gelisah,sedih,dan yang jelas rasa itu sangat menekan di dalam lubuk hatinya,, sekarang ia hanya berharap kepada kebaikkan Tuhan agar dapat mempertemukan dia dengan kekasih hati yang sudah lama tak di jumpainya,,

Namun pucuk di cinta ulam pun tiba,, ketika ia sedang berjalan menuju kembali ke mobilnya tak sengaja Andien menabrakkan diri dengan seorang pria yang terlihat sangat tergesa-gesa masuk ke dalam lobby,, karena sedari tadi Andien hanya berjalan menunduk setengah melamun memikirkan kekasihnya itu,, ia terkejut seketika dan hampir terjatuh ke tanah,, namun tangan yang kokoh itu dengan sigap menarik tangannya yang mulus itu dan menjatuhkan Andien ke pelukkannya,, sontak Andien tersadar dan segera melepaskan pelukan itu,, dan kemudian langsung meminta maaf kepada pria itu sembari merapikan bajunya yang kelihatan kusut karena kejadian tadi,, namun saat di lihatnya dengan seksama wajah pria itu Andien sangat terkejut,, ia tak menyangka sama sekali dengan apa yang di lihatnya saat ini,, dengan mata yang berkaca-kaca segera Andien kembali memeluk tubuh yang tegap dan tinggi itu,, ia menangis sejadi-jadinya,, dan si pria hanya berdiri mematung melihat keanehan wanita yang kini sedang memeluknya sambil menangis tersedu-sedu,, perlahan pria ini melepaskan pelukan Andien dan menatapnya dengan seksama,, ia perhatikan wajah wanita yang ada di hadapannya itu,, dan kemudian menyebutkan nama gadis  yang semasa SMA dulu sampai sekarang masih di cintainya,, Andien pun mengangguk dengan perasaan yang sangat bahagia,, ia sama sekali tak menyangka akan bertemu kekasihnya itu dengan sangat cepat,, karena sebenarnya Andien sudah mulai putus asa dengan segala usahanya mencari dimana keberadaan Ramon dalam dua hari ini,, Ramon pun sangat bahagai dapat bertemu kembali dengan Andien apalagi setelah sekian lama terpisah dan tak ada komunikasi sama sekali,, dan Ramon pun mohon diri sebentar kepada Andien untuk menyelesaikan urusannya terlebih dahulu,, kemudian setelahnya ia bisa menghabiskan waktu bersama dengan gadis tercintanya,,

                                                                                 ****

Hari sudah menjelang sore setelah Ramon menyelesaikan urusannya,, dan sekarang Andien mengajak Ramon bersantai di cafe tempat dulu mereka sering bersantai,, tempat itu belum ada perubahan sama sekali masih sama seperti waktu terakhir mereka mengunjungi tempat itu,, persis tiga tahun yang lalu sebelum Andien berangkat ke Amerika,, tapi sebenarnya Ramon sering mengunjungi cafe itu selepas ia pulang kerja ataupun kuliah,, sekedar mengingat masa-masa indahnya bersama Andien,, ia bercerita kadang sampai cafe akan tutup baru akan pulang,, Andien tersipu malu dan tersenyum mendengar cerita Ramon,, dan tanpa ragu Andien mulai menanyakan kepada Ramon tentang perpindahan rumah dan berhentinya ia bekerja,, Ramon terdiam sesaat mendengar pertanyaan itu,, namun akhirnya Ramon menceritakan segala kekacauan yang ada pada dirinya saat ini,, rumah orang tuanya beserta isi di sita oleh pihak bank karena ayahnya tak mampu melunasi hutang-hutang perusahaan,, dan saat ini ayahnya pun sedang sakit keras,, jadi ia memutuskan untuk berhenti kuliah dan mencari pekerjaan untuk membiayai pengobatan ayahnya,, ia juga bercerita kalau untuk masalah ia berhenti bekerja karena ia ingin mencari tempat kerja yang dekat dengan rumahnya agar sesekali dapat mengurus ayahnya yang sedang sakit,, di saat Ramon akan menceritakan ibunya, Ramon meneteskan air matanya tanpa sadar di hadapan Andien,, Andien menghapus air mata itu,, Ramon hanya terkejut merasakan belaian lembut tangan Andien saat mengusap air matanya,, sebelumnya Ramon memang belum pernah menangis di depan Andien,, namun saat itu hatinya benar-bener terasa pilu mengingat kejadian ketika ibunya harus meninggalkan dia menghadap sang Kuasa,, Andien terkejut mendengarnya,, air matanya pun juga jatuh mendengar cerita Ramon,, ia mengerti akan perasaan Ramon sekarang ini,, kemudian Ramon kembali tersenyum setelah menceritakan semua dengan Andien dan sesekali meminum coffee latte kesukaannya,, karena hanya dengan tersenyum ia merasa lebih tenang dan mampu menerima keadaan,,

Waktu sudah menunjukkan pukul  21.00 WIB,, Andien baru sadar jika dari pagi ia sudah meninggalkan rumah,, dan sekarang harus pulang sebelum orang tuanya menelepon,, sebelumnya ia juga menawarkan Ramon untuk di antarkannya pulang,, namun Ramon menolak tawaran itu,, ia memilih untuk pulang menggunakan angkutan umum,, karena ia tak mau merepotkan Andien apalagi malam sudah semakin larut,, Andien meminta nomer telepon Ramon agar dapat dengan mudah menghubunginya,, Ramon memberikannya dan kemudian ia pamit pulang,, Andien pun segera meninggalkan parkiran cafe menuju rumahnya setelah Ramon mendapatkan angkutan umum,,

                                                                                ****

Sampai ke dalam rumah Andien di panggil oleh orang tuanya yang sedang duduk di ruang tamu untuk bertemu dengan tamu mereka,, mau tak mau ia harus bergabung walau hanya sebentar,, Andien menyalami tamu-tamu orang tuanya itu,, kemudian menatap pada pria muda yang sedang duduk di sebelah kiri papanya,, Andien bersalaman dengan pria itu dan menyebutkan namanya,, pria itu pun memperkenalkan dirinya pada Andien,, Dimas nama pria itu,, ia juga baru pulang dari Swiss dan menyelesaikan studinya disana,, baru pulang sekitar seminggu yang lalu,, sekarang Dimas yang akan meneruskan perusahaan orang tuanya di Jakarta,, awalnya Andien tak mengerti dengan perbincangan kedua orang tuanya,, namun hati dan perasaannya sungguh tak nyaman saat itu,, ia merasa ada sedikit keanehan dengan sikap kedua orang tuanya,, dalam benaknya pun berkata tak biasanya papa dan mama memanggilku untuk bertemu dengan tamu-tamu mereka,, ada apakah ini sebenarnya ??? sungguh hal ini membuatnya sangat bingung,, setelah tamu-tamu itu pulang Andien di kejutkkan dengan pertanyaan dari kedua orang tuanya tentang penilaian terhadap pria yang bernama Dimas,, ia merasa gaguk mendengar hal itu,, dan hanya mengatakan orang itu biasa-biasa aja kok mah, pah,, memangnya kenapa kok jadi nanya itu sama Andien,, dan orang tuanya pun menjawab mama sama papa berniat menjodohkan kamu sama dia,, karena kamu sekarang sudah dewasa,, dan sudah sepantasnya untuk menikah,, Andien benar-benar shock mendengar itu,, ia mengatakan kepada kedua orang tuanya kalau belum mau menikah dan membutuhkan waktu yang panjang untuk memikirkan pernikahan,, karena sampai sekarang ia belum sepenuhnya percaya dan yakin pada komitmen,, Andien langsung masuk ke kamarnya dan mengunci pintu,, ia sama sekali tak menyangka kalau orang tuanya akan merencanakan perjodohan itu,,

Malam itu  Andien menghubungi nomer ponsel Ramon namun tak ada jawaban,, ia semakin frustasi dan akhirnya duduk terdiam di dalam kamar,, sambil sesekali menghubungi Ramon kembali,, kemudian di lihatnya jam sudah menunjukkan waktu tengah malam,, Andien merasa sangat gelisah karena tak bisa mnghubungi Ramon,, dalam hatinya pun berkata Ramon kamu dimana kok nggak  bisa aku hubungi ??? Andien membolak balikkan badannya di atas kasur dengan gelisah,, ia menunggu dan terus menunggu sampai ada kabar dari Ramon,, namun kini ia mulai tertidur karena sudah merasakan lelah pada tubuhnya,,

Di keesokan harinya saat ia bangun matahari sudah sangat terik,, di bukanya mata sambil mengerjipkannya sesekali karena pantulan sinar yang membuat pandangan Andien sedikit buram,, kemudian duduk sambil melihat sekeliling kamarnya,, saat melihat telepon genggam langsung di bukanya untuk  mengecek apakah ada pesan balasan dari Ramon,, ternyata tetap tidak ada telepon atau pun pesan balasan dari Ramon untuknya,, Andien merasa bingung dengan hal ini,, tapi ia  berusaha untuk tidak berpikiran buruk tentang Ramon,,

Hari itu kebetulan hari minggu Andien sedang terlihat santai dengan majalahnya dan segelas jus jeruk yang menemaninya di pinggir kolam renang,, ia mencoba merilexkan pikirannya dengan cara itu,, namun di saat sedang asik dengan apa yang  dilakukannya,, Dimas datang untuk mengajak Andien berjalan-jalan,, awalnya ia hanya bersikap cuek dengan ajakan itu tapi karena paksaan dari sang mama akhirnya Andien mau tak mau harus menuruti,, padahal ia merasa bosan saat berjalan bersama dengan Dimas,, dirinya sama sekali tak merasakan kebahagiaan sedikitpun,, ia jadi terpikirkan dengan masalah perjodohan itu,, apa jadinya pernikahan ku kalau setiap hari seperti ini,, bisa-bisa jadi janda muda entar akunya,, namun di sela-sela lamunannya itu Dimas mengajaknya bicara sehingga apa yang di lamunkannya saat itu buyar dan hilang seketika,, Dimas mencoba untuk bercanda dengan Andien,, tapi candaan itu masih tak di gubris olehnya,, lama kelamaan candaan itu membuat Andien tersenyum dan akhirnya menjadi tawa yang telah lama tak ia lepaskan,, sungguh hal itu membuat Andien kembali merasakan apa yang tak pernah ia rasakan semenjak kepergiaannya ke luar negeri,, ia masih bisa tertawa namun tak selepas saat ia tertawa dengan Dimas barusan,, pria ini lucu juga ternyata dia bisa bikin aku ketawa lepas kaya tadi,, pikirnya dalam benak,, apa aku yang sudah salah menilai dia ??? selain orangnya baik ternyata Dimas bisa sekonyol ini,, Dimas kembali membuyarkan lamunannya dengan pertanyaan kecil,, Dimas menanyakan apakah Andien pernah pacaran sebelumnya,, dan Andien pun mengatakan pernah dan itu terjadi ketika ia masih duduk di bangku SMA,, Dimas hanya mengangguk dan menanyakan kembali apakah sekarang Andien masih pacaran atau tidak dengan pria itu,, Andien menjelaskan semua pertanyaan itu dan munculah pertanyaan yang akhirnya membuat ia berpikir masih samakah perasaan Ramon terhadapnya saat ini,, ia tak pernah menyadari hal itu sebelum ia menemui Ramon,, tapi Didi bilang Ramon masih sayang dan menunggunya sampai kapan pun,, kebimbangan pun kembali muncul di dalam benaknya,,
Dimas memandang wajah Andien yang penuh dengan pertanyaan,, ia mencoba mengajak Andien kembali bicara,, sebenarnya Dimas tahu jika saat ini Andien sedang memikirkan sesuatu namun ia tak menanyakan hal itu,, di pegangnya pundak Andien untuk menghilangkan lamunan yang sedari tadi mengganggu,, dari tadi ngelamun terus,, ayo dong ngobrol jadi kaya kodok lagi bertelur kalau diam gitu,, Andien tersenyum malu karena dari tadi Dimas memperhatikannya yang sedang melamun,, nggak ngelamunin apa-apa kok Dim,, cuma bingung aja dengan long distance relationship apakah memang beneran ada yang begitu,, aku memang masih sayang sama dia tapi aku nggak tahu apakah dia masih sama ke aku,, Dimas tersenyum mendengar pernyataan Andien,, mungkin jawabnya,, sudah ada ketemu sama dia lagi setelah pulang dari Amerika,, tanyanya jelas,, sudah sih dia kelihatan bahagia bisa ketemu sama aku lagi,, tapi dia nggak ada ungkapin apa-apa sama aku,, dan kemarin dia juga sempat kasih nomer handphonenya sama aku,, cuma setelah aku coba hubungin dia ternyata nomernya nggak aktif,, apa dia memang sudah nggak ada rasa lagi sama aku,, Andien begitu kesal mengutarakannya kepada Dimas,, coba deh kamu pastikan lagi ke dia apa masih sayang atau nggak,, perasaan yang di gantung tuh nggak ngenakin Ndien,, Dimas memastikannya kepada Andien,, iya juga sih tapi aku nggak tahu harus cari dia kemana karena kemarin aku ketemu sama dia juga nggak sengaja,, Dimas pun mengatakan mau aku bantu cari dia dan memastikan semua ?? Andien menatap ke arah Dimas,, kamu serius ngomong gitu Dim ??? Dimas mengangguk pasti dengan pertanyaan Andien,, ok kalau gitu besok aku mau cari dia tapi kamu yakin dengan ini ?? Andien memastikannya kepada Dimas,, iya aku yakin dengan ini Andien,, Dimas tersenyum,, yaa sudah besok ku tunggu jam delaapan pagi di rumah,, pintanya kepada Dimas,,

Keesokkan pagi Andien sudah siap untuk mencari Ramon bersama Dimas,, orang tua Andien bingung karena pagi-pagi gadis cantik mereka sudah bangun dan bersiap pergi keluar,, mereka menanyakan hal itu kepada Andien,, ia menjawab akan pergi dengan Dimas,, bukan main bahagianya hati kedua orang tua Andien mendengar itu,, mereka sangat berharap kalau perjodohan anak gadisnya dengan Dimas dapat berjalan dengan lancar,, Dimas sudah berada di depan rumah ia di sambut hangat oleh keluarga Andien,, dan orang tua Andien berpesan pulang ke rumah jangan sampai larut malam,, karena mereka khawatir jika anak gadis mereka keluar rumah lebih dari jam sepuluh malam,, Dimas menyepakati hal itu,, dan mereka pun akhirnya berangkat mencari Ramon,,
Sekarang kita kemana dulu,, tanya Dimas,, kita ke perusahaan tempat Ramon dulunya kerja Dim,, siapa tahu disana kita dapat informasi rumah Ramon yang baru,, jawab Andien penuh kepastian,, okk deh kalau gitu,, Dimas hanya menurut,, mereka langsung menuju ke perusahaan itu berharap akan mendapat informasi tentang Ramon,, sesampainya di tempat itu Andien langsung berlari dan menemui lagi personalia yang kemarin ia temui,, ia menanyakan rumah yang baru di tempati Ramon dalam kurang lebih tiga bulan ini,, kemudian personalia itu memberikan alamat rumah Ramon yang baru,, dan Andien langsung mengambilnya tak lupa berterimakasih,, ia masuk ke dalam mobil dan menyerahkan alamatnya kepada Dimas,,

Wilayah itu memang sangat terpencil namun tak jauh dari kota Jakarta,, Andien sangat gelisah,, terlihat dari wajahnya dan Dimas hanya dapat menenangkan Andien dengan sentuhannya di pundak,, Andien tersenyum kecil ia sama sekali tak dapat memikirkan apapun saat ini,, pikirannya sedang kacau karena Ramon yang muncul di hadapannya seperti bayangan dan kemudian hilang,, Ndien ini alamat yang di tunjukkan dari kertas ini coba kita turun dan tanya dulu,, Dimas mengajak Andien keluar dari mobil,, mereka mendatangi sebuah rumah yang kelihatan tak terurus sama sekali oleh pemiliknya,, tak lama setelah mereka mencoba membuat si penghuni rumah keluar ada seorang ibu lewat di dekat mereka dan berkata,, mas sama mbanya mau cari siapa di rumah kosong  itu ?? Andien pun menjawab ibu kenal dengan penghuni rumah ini yang bernama Ramon ??? ibu itu terlihat bingung,, mba kenal dengan mas Ramon ??? tanya ibu itu kembali,, iya bu kenal,, jawab Andien,, mba sebenarnya mas Ramon sudah meninggal dua hari yang lalu,, dia shock karena ayahnya meninggal dunia,, itu sih dari perkiraan kami semua warga karena  ketika ayahnya meninggal alm.mas Ramon sampai pingsan-pingsan melihat kenyataan itu,, bahkan mas Ramon tak mau lagi keluar rumah saking terpukulnya kehilangan kedua orang tua yang dia kasihi,, Andien tak kuat menahan tangisnya ia terduduk seakan tak percaya jika kekasih yang selama ini ia rindukan ternyata telah tiada,, lalu pertemuan itu ??? karena sebelum dua hari berlalu ia sempat bertemu dengan Ramon,, dan siapa pria itu ??? ia bertanya-tanya dalam benaknya,,
Dimas sebenarnya juga tak mempercayai hal itu,, masa ada orang mati bisa hidup lagi,, apa semua itu hanya khayalan Andien karena begitu sangat merindukan kekasihnya ini,, Dimas tak habis pikir akan hal itu,, ia merasa sangat sedih dengan apa yang menimpa Andien,, kemudian Dimas segera mengangkat Andien dan menuntunnya ke arah mobil dan berniat mengantarkan pulang,, namun sebelumnya ia berterimakasih kepada ibu yang telah menceritakan hal itu kepada mereka dan berpamitan untuk pulang,, sesampainya di dalam mobil Andien masih menangis tersedu-sedu,, ia bingung sekaligus merasa aneh tentang hal yang ia alami dua hari lalu,, Ramon meninggal di saat pertemuannya itu,, terus siapa pria yang ia temui dan berbincang dengannya di cafe waktu itu ??? kemudian ia meminta kepada Dimas untuk putar balik ke arah cafe tempat kemarin yang ia datangi bersama dengan Ramon,, Dimas pun menyetujui permintaan Andien,,,

Mobil yang mereka kendarai melaju ke arah cafe dan sesampainya disana Andien langsung bertanya kepada pelayan yang kemarin melayani dia dengan Ramon,, dan ternyata benar Andien hanya berkhayal bertemu dengan Ramon,, justru pelayan-pelayan dan tamu-tamu cafe yang lain merasa aneh ketika melihat Andien berbicara dan menangis sendirian,, hanya tidak ada yang berani mengganggunya ketika melihat itu,, Dimas benar-benar sangat sedih mendengar itu karena sebenarnya ia mulai memiliki rasa terhadap Andien sejak pertemuan itu,, dan kini ia harus berpikir keras bagaimana caranya agar Andien dapat ceria seperti saat pertama kali mereka berjalan-jalan berdua,, akhirnya Dimas pun membawa Andien pulang ke rumah untuk beristirahat,, karena Andien benar-benar sangat terpukul dengan kejadian ini,, ia tak dapat berpikir apa-apa lagi sekarang,,

Sesampainya di rumah Andien langsung masuk ke dalam kamarnya dan mengurung diri disana,, melihat hal itu orang tuanya bingung dan menanyakannya pada Dimas,, dan di ceritakanlah semua oleh Dimas dengan apa yang terjadi pada Andien saat ini,, orang tuanya hanya terdiam dan saling berpandangan,, ternyata Andien memiliki seroang kekasih semenjak dia SMA dan kami sebagai orang tuanya tak tahu menau tentang masalah itu,, tapi sekarang semua sudah berakhir pria yang bernama Ramon kini telah tiada dan hanya akan menjadi kenangan bagi Andien ucap orang tua Andien secara bergantian,, setelah membicarakan hal itu Dimas pamit undur diri untuk pulang,, dan berkata kalau ada apa-apa dengan Andien mereka dapat menghubungi Dimas,, orang tua Andien sangat senang dengan perhatian Dimas terhadap anak semata wayangnya itu,, namun Dimas dalam beberapa hari ke depan ada urusan bisnis yang tak bisa ia tinggalkan,, dan selama itu pula mungkin ia tak kan datang ke rumah Andien,,

                                                                                   ****


Hari demi hari kini telah berlalu,, hanya luka yang sekarang masih tertinggal untuk Andien,, sungguh ia tak pernah menyangka jika akan separah ini keadaannya,, padahal niatnya setelah ia pulang dari Amerika ia ingin sekali kembali menjalin kisah asmaranya bersama dengan kekasih hatinya Ramon,, tapi semua harapan dan impiannya itu telah berubah,, ia tak sanggup mengingat kenangan-kenangan indahnya bersama dengan Ramon,, Andien hanya dapat menangis sejadi-jadinya,, ia pun tak mau bicara,makan dan keluar kamar,, rasa itu membuat seorang Andien menjadi lemah tak berdaya,, orang tuanya sangat khawatir dengan keadaan Andien,, mereka sangat takut jika terjadi sesuatu yang buruk terhadapnya,, mereka hanya berharap pada Dimas untuk dapat menenangkan hati,perasaan dan jiwa putri kesayangannya itu,, dan dengan segera akhirnya mereka pun menghubungi Dimas yang ketika itu sedang berada di kantor untuk mengurus keberangkatannya besok ke Jepang,, tapi alhasil setelah ia menerima telepon dari orang tua Andien,, Dimas langsung bergegas tanpa menghiraukan lagi pekerjaannya itu,, yang ada di pikirannya saat ini hanyalah Andien,,

Setibanya Dimas di rumah Andien,, ia langsung naik ke lantai atas untuk menemui Andien di kamarnya,, ia begitu cemas dengan keadaan Andien,, Dimas mencoba membujuknya keluar kamar namun tetap tak ada respon,, akhirnya dengan tanpa seijin siapapun Dimas mendobrak pintu kamar  dan di lihatnya Andien sudah terkulai lemas akibat tak ada makanan yang ia makan sekalipun,, Dimas langsung membawa Andien ke rumah sakit,, dan orang tua Andien ikut mengantarkan putri kesayangan mereka itu,, sesampainya di rumah sakit Andien langsung di beri infus dan obat-obatan melalui suntikan karena badannya benar-benar lemas saat itu,, ketika dokter keluar dari ruangan Dimas dengan kecemasannya langsung menanyakan bagaimana keadaan Andien,, dokter pun menjelaskan untung saja dia cepat di beri pertolongan jika tidak ulu hatinya akan membengkak karena liver yang menyerang,, dan dokter juga menjelaskan bahwa Andien sedang mengalami depresi berat,, di sebabkan oleh pikiran yang sangat menekan,, maka dari itu dia bisa sampai seperti ini,, dokter hanya menyarankan agar ia selalu di dampingi dan di beri semangat agar depresinya bisa pulih kembali,, dan jika Andien sudah sadar dia boleh di bawa pulang namun harus selalu dalam pengawasan,, Dimas dan orang tua Andien mengerti dengan maksud dokter,, merekapun berterimakasih lalu masuk ke dalam ruangan tempat Andien di rawat,,

Di dalam ruangan itu orang tua Andien sangat berterimakasih kepada Dimas,, Dimas pun menerima dengan senang hati ucapan terimakasih itu,, dan orang tua Andien pun meminta kepada Dimas untuk selalu temani Andien dan menjaganya,, karena mereka sangat bahagia jika Andien anak semata wayang mereka bisa berdampingan dengannya,, Dimas hanya tersenyum mendengar itu dan berkata insha Allah ia akan berusaha untuk terus menjaga Andien,, karena sebenarnya Dimas tahu jika hanya Ramonlah yang paling Andien cintai,, di tengah perbincangan itu Andien mulai membuka matanya perlahan,, ia sangat lemah,, Dimas yang melihat itu langsung memegang tangan Andien,, kemudian orang tua Andien langsung memanggil dokter untuk memeriksa keadaan anak mereka,, dokter pun masuk ke dalam ruangan untuk melihat kondisi Andien setelah ia siuman,, setelah di periksa dokter berkata bahwa tekanan darah Andien mulai stabil dan sore nanti ia boleh di bawa pulang,, Dimas senang mendengar itu karena berarti Andien tak mengalami sakit yang parah,,

Sore itu Andien di bawa pulang ke rumah,, Dimas yang menggendong Andien masuk ke kamarnya,, setelah membaringkan Andien di tempat tidur handphone Dimas berbunyi,, telepon dari kantor yang menanyakan apakah besok ia jadi berangkat ke Jepang untuk mengurus bisnisnya,, ia hanya menjawab keberangkatan besok di tunda dulu dan tolong atur jadwal saya untuk bulan depan saja,, karena Dimas adalah direktur utama perusahaan tak ada yang berani menentangnya,, jadi semua bisa di atur dengan mudah,, kemudian setelah mengangkat telepon ia kembali mendekati Andien dan duduk di sebelahnya,, ia memegang tangan Andien dan menciumnya,, Andien menangis merasakan itu,, dan tangan yang kokoh itu langsung menghapus air mata yang jatuh di pipi Andien,, Dimas pun berkata kepada Andien kalau juga merasakan apa yang tengah di rasakannya saat ini,, dan ia berjanji akan selalu ada untuknya untuk menghilangkan kesedihan itu,, serta mengembalikan keceriaan Andien sama seperti ketika pertama kali mereka jalan-jalan berdua,, Andien tersenyum mendengarnya dan membalas genggaman tangan Dimas,,

                                                                                  ****

Satu minggu telah terlewati Andien akhirnya sembuh dari sakit,, setiap hari Dimas menemaninya,, dan kini ia bisa tersenyum lagi layaknya wanita dewasa yang siap untuk melangkah maju ke depan bukan berbalik pada masa lalu,, ketika di suatu malam saat ia sedang bersantai berdua dengan Dimas,, Andien mengucapkan banyak terimakasih dan meminta maaf kepada Dimas karena telah membuat Dimas membatalkan perjalanan ke Jepang hanya untuk merawatnya,, Dimas pun mengucapkan kembali kasih kepada Andien,, aku senang akhirnya bisa melihat kamu sembuh dan kembali ceria seperti dulu lagi,, memang itu yang aku harapkan,, ucap Dimas dengan senyuman tulus,, Andien pun juga ikut tersenyum,, dan akhirnya ia kembali memikirkan rencana perjodohan itu,, namun di tengah lamunanitu Dimas kembali membuyarkannya dan mengajak Andien pulang karena malam mulai larut,, dan Andien pun menyetujui,,

Setelah sampai di depan pintu rumah Dimas langsung pamit undur diri,, dan Andien juga langsung masuk ke dalam rumah,, ia menghempaskan tubuhnya di atas kasur dan mulai terfikirkan kembali masalah perjodohan itu,, sebenarnya ia mulai memiliki perasaan kepada Dimas,, namun ia masih memerlukan waktu untuk memastikan,,

                                                                                   ****

Kini hari-hari telah Andien lewati dengan Dimas,, kebahagiaan itu kembali datang dan ia juga mulai merasa nyaman dengan kehadiran Dimas setelah kepergian Ramon di hidupnya,, kini ia tak lagi memikirkan Ramon yang telah pergi untuk selamanya,, dan pada suatu malam ia mengutarakan sesuatu hal yang tak di duga oleh Dimas,, sebenarnya Dimas memang sudah mengetahui rencana perjodohan orang tua mereka,, tapi ia hanya ingin memastikan apakah Andien sudah benar-benar siap untuk perjodohan itu,, dan kini semua telah terjawab,, Andien tak lagi memikirkan Ramon kekasihnya yang telah tiada dan ia pun akhirnya mau menerima perjodohannya dengan Dimas,, bukan main bahagianya hati Dimas saat itu,, ia tak menyangka jika Andien dapat membalas perasaan yang selama ini selalu menghantuinya,, dan sebulan setelah perjodohan itu di setujui sebelum Dimas berangkat ke Jepang mereka melangsungkan pernikahan,, orang tua kedua pasangan ini pun juga merasa snagat senang karena akhirnya anak-anak kesayangan mereka akhirnya bisa bersama,, Dimas pun berangkat ke Jepang tak hanya sendiri ia di dampingi oleh Andien yang kini telah menjadi istrinya,, Andien terlihat sangat bahagia,, dan cintanya untuk Ramon memang tak akan pernah hilang,, hanya akan dia simpan menjadi suatu kenangan indah,, di dalam pesawat ssat perjalanannya ke Jepang Andien berkata di dalam hati sambil menatap langit ,,“ tenanglah kini kamu disana Ramon,, kini aku memang telah  menikah dengan Dimas namun cinta dan sayang ku masih tetap sama seperti dulu dan nggak akan berubah terhadap kamu,, nggak akan ada yang bisa membuat aku untuk lupa sama kamu,, tetap akan ku kenang sepanjang masa bahkan hingga aku mati,, dan Dimas juga tahu itu,, tapi dia pria yang baik Ramon,, dia mengerti betul jika aku nggak akan pernah bisa melupakan kamu,, karena kamu adalah The Best My First Love,, dan selamanya akan selalu ada dan tetap ada walau ragamu telah pergi jauh untuk selamanya  "

                                                                               ****


Cinta pertama memang sulit untuk di lupakan apalagi kalau kenangan itu sungguh manis untuk yang mengalaminya,, dan setiap orang yang pernah merasakan cinta pertama pasti akan merasakan hal yang sama,, seburuk apapun cinta pertama tetap akan selalu di kenang sepanjang masa,,,

Kamis, 22 Januari 2015

BERTAHAN DENGAN CINTA
YANG DIKARENAKAN ALLAH,,,

Berawal dari kisahku bersamanya,,, aku tak pernah tau ini benar atau salah karena yang ku rasa bukanlah sesuatu yang wajar di rasakan dengan gadis belia sepertiku,,, aku mulai merasakan ini setelah aku bertemu dengan sosok seorang pria yang bisa di katakan idaman setiap wanita,,, namun ada satu hal yang dapat membuat hati seorang wanita dapat berpaling darinya dan itu akan terlihat di saat benih-benih cinta yang dulu tumbuh subur  kian lama kian mati,,, di karenakan pertengkaran,kekerasan dalam rumah tangga,keegoan diri dalam mengambil sikap,,, semua akan terlihat di saat cinta yang mulai mati dan akhirnya memudar dengan sendirinya,,, entah apakah itu karena hati  seorang insan mulai tersiksa dan terluka,,, namun hanya ada satu cinta yang mampu membuat keduanya bertahan dalam satu cinta yaitu “ CINTA KARENA ALLAH “,,, hanya karena berserah pada kehendak yang Kuasa kedua insan ini mampu untuk tetap bersama,,, aku yang di kisahkan dalam cerita ini benar adanya bahwa semua hanya ku serahkan pada sang khalik yang lebih berhak menentukan sikap dan langkahku dalam mengambil keputusan,,,

Hati wanita mana yang tak merasa sakit jika cintanya di bagi dengan wanita lain sedang wanita ini pun derajatnya lebih rendah,,, bukan derajat rendah yang sebenarnya di pandang tapi nilai moral,perasaan,dan keadaan,,, tapi apa yang mampu di lakukan sedang sang khalik telah menentukan langkah ataupun takdir kepada setiap manusia berbeda jalan,,, sebagai manusia yang percaya bahwa Tuhan itu ada yaitu dengan berserah dan ikhlas menjalani setiap cobaan yang di hadapi,,, tapi hanya satu kata Tuhanku bersabar dan taatilah ajaranKu serta jalanilah segala cobaanKu dengan penuh keikhlasan maka akan kau dapatkan segala sesuatu yang indah di dunia dan akhirat,,, karena sebenarnya tiada cobaan yang melampaui batas kekuatan seorang manusia,,,

Dan aku adalah seorang wanita muda berumur 22 tahun yang harus merasakan suka dan duka menjadi istri muda suamiku,,, aku mengenalnya sudah lebih dari dua tahun,,, dan kami memutuskan untuk mengakhiri hubungan masa pacaran kami dengan ikatan tali pernikahan tanpa memikirkan konsekuensi yang ada dan apa yang akan kami hadapi ke depannya,,, dengan tanpa adanya sebuah perencanaan yang benar-benar matang kami melaksanakan pernikahan kami dengan penuh keajaiban yang datang dari ALLAH,,, aku seorang wanita kristiani terpanggil untuk menjadi seorang muslimah dengan jalan melalui perantara pria yang telah beristri,,, aku menikah dengan suamiku dan di walikan oleh ayah kandung ku sendiri yang telah lama tak pernah ku temui semenjak aku masih balita yang aku tak tau sama sekali dimana keberadaannya,,, beliau datang dari jauh hanya untuk melihat kemualafan dan menyaksikan pernikahan dengan calon suamiku,,, begitu indahnya saat itu,,, tanpa memikirkan hati seorang wanita yang hancur dan perasaannya terluka karena ulah dan perbuatan ku,,, namun semua ini ku kembalikan lagi pada sang khalik mengapa semua ini harus terjadi ??? mengapa semua ini harus ku lakukan ??? apa mata hatiku telah tertutup karena cinta buta yang aku rasakan ??? aku tak tau jawaban itu,,, sampai saat ini pun aku masih bingung mengapa bisa melakukan ini,,, aku sama sekali tak inginkan ini,,, semua orang yang ada di sekeliling ku telah memperingatkan tentang hal ini,,, tapi tetap aku tak mau hiraukan mereka,,,


Hari demi hari telah berlalu banyak jalan yang telah aku lewati,,, sakit,bahagia,sedih,kecewa,marah pada diri sendiri,menyesali segala perbuatanku,,, aaakkkhhh betapa lelahnya perjalanan ini,,, apakah smua adalah karma untuk ku ??? karena tak pernah memikirkan hati seorang wanita yang selama ini telah kusakiti dan lukai ???

Berulang kali mencoba untuk lepaskan ini,,, memang statusku saat ini hanyalah istri siri atau bisa di katakan sebagai istri simpanan,,, dan mungkin saja bisa di lepaskan dengan mudah karena pernikahanku tak terlindungi oleh hukum,,, tapi entah mengapa selalu saja semua usaha yang ku lakukan sia-sia,,, aku ingin lepas dari semua kesalahanku pada wanita itu karena telah menyakiti perasaannya begitu dalam,,, akupun tak pernah membayangkan bagaimana hancurnya perasaan wanita itu ketika harus tahu dengan keadaan yang selama ini di jalaninya penuh dengan kebohongan dan kedustaan,,, berdosa besarkah aku telah melakukan ini kepada wanita yang berhati halus dan selembut sutra bahkan lebih halus dan lembut dari sehelai kain sutra,,, karena akhlaknya yang mulia dan sholehahnya dia sebagai seorang istri,,, selalu dan masih saja di hantui rasa bersalah dan berdosanya terhadap wanita ini,,, hingga pada suatu ketika ku katakan pada suami tercinta untuk menceraikan dan kembali kepada istri pertamanya yang begitu sangat mencintai dan mengasihi suami seperti dia mencintai dan mengasihi ALLAH di hidupnya,,, dan suami pun menerima permintaanku untuk melakukan perceraian itu,,,

Awal dari perceraian itu suami mengucapkan kata  TALAK 1 dengan di dengarkan oleh kedua temannya yang menjadi saksi perceraian kami,,, dan semua berjalan sesuai dengan yang di inginkan,,, pikiran dan jiwaku memang mulai merasa sedikit tenang dengan berjalannya perceraian ini,,, tapi sebenarnya aku masih ingin bersama dengan suami,,, namun juga tak tau apakah aku masih menyayanginya atau ingin meninggalkannya,,, hati,batin, dan pikiran ini masih ada bersama dia dan tak mungkin semua masa-masa indah itu dapat berlalu begitu saja,,, tapi aku juga inginkan perceraian ini agar hidup merasa lebih tenang dan damai tanpa adanya rasa bersalah dan berdosa yang selalu menghantui kehidupanku selama ini,,,

Tetap hatiku masih belum bisa merelakan semua keadaan ini,,, entah ini ego atau memang jalan dari sang khalik untuk mengembalikan diri ini kepada suamiku,,, karena yang ku tahu beginilah cara ALLAH memberikan jalan takdirNya untuk ku,,, pada suatu hari ketika aku sedang berada di tempat kerja dia menelpon untuk mengingatkan masa iddah yang harus ku jaga untuknya,,, seketika itu pula air mata ini tak dapat lagi ku bendung dan akhirnya jatuh membasahi kedua belah pipi ini,,, andai dia tahu bagaimana perasaan ku saat itu,,, sakit,terluka,sedih,tak berdaya yang ku rasakan,,, karena kembali mendengar suara sosok seorang pria yang sangat aku cintai selama ini dan akhirnya membawa aku hanyut dalam ingatan akan kenangan manis bersamanya di masa lalu,,, sontak saja seketika itu pula aku tersadar dan berusaha melawan gejolak perasaan yang ku rasakan saat itu ,,, yang akhirnya membuat aku sanggup untuk mengucapkan suatu kata-kata yang membuat  perasaannya sakit dan membangkitkan amarahnya,,, kemudian terjadilah pertengkaran hebat  antara aku dan dia melalui telepon genggam,,, dari jauh terdengar bahwa ia sudah tak sadar diri dan beranjak untuk  datang ke tempat aku bekerja,,, ooohhhhh betapa malangnya nasib ku ini yang harus berulang kali melihat kejadian yang sebenarnya tak ingin lagi aku lihat ,,, dia bagaikan seekor macan yang telah bangun dari tidurnya karena di ganggu saat datang dan berada tepat di hadapan ku,,, memang semua aku yang salah karena telah mengganggu macan yang sedang tertidur,,, namun aku tak pernah takut untuk menghadapi dia yang begitu,,, karena aku tahu dia bukan seperti laki-laki di luar sana yang bisa melukai wanita dengan seenaknya saja,,, lalu dia mengajak ku pulang ke rumah untuk menyelesaikan semua permasalahan ini,,, aku benar-benar mengakui semua kesalahan saat itu dan meminta maaf karena telah berusaha untuk menumpahkan segala kesalahan ini kepadanya,,, diri ini telah berulang kali menyakitinya namun dia selalu sabar menghadapinya,,, dan akhirnya aku menyadari jika semua hanya karena ALLAH,,, sehingga dia mampu memaafkan segala kesalahanku,,, namun sesungguhnya jauh di dalam lubuk hati yang paling dalam aku tak pernah ingin menyakitinya,,, tak pernah ingin menghancurkan perasaan ataupun kehidupannya,,, justru karena aku begitu sangat mencintai dan ingin melihat hidupnya tenang bersama dengan keluarganya aku ikhlas mundur teratur untuk melihat dia  bahagia,,, namun sungguh perasaanku hancur harus melakukan semua itu,,, sedang aku juga sangat ingin bersamanya,,, dan aku juga tau jika selama ini dia selalu memperjuangkan segalanya untuk ku,,, namun sesuatu hal juga membuat aku sadar jika selama hidup bersamaku dia selalu merasakan kesakitan dalam ekonomi,,,  aku semakin merasa bersalah akan hal itu karena tak pernah berfikir bahwa ini adalah ujian dari sang kuasa untuk bahtera rumah tangga kami,,, dan sekarang aku menyesal dengan apa yang telah terjadi,,, semua keadaan ini terasa menjadi gelap untuk ku,,,

Namun kenyataan berkata lain pertengkaran itu terjadi bukan karena perceraian itu tetapi di karenakan adanya sosok seorang pria lain yang sedang berani merayu ku dan bersedia menggantikan sosok suami di dalam hidupku kelak,,, tapi itu semua tetap tak membuat berpaling dari suamiku,,, aku telah menyakiti suamiku pula dengan sedemikian rupa karena adanya sosok pria lain yang datang di dalam kehidupan rumah tangga yang kini sebenarnya berada di dalam ambang kehancuran,,, tak ada habisnya ku sakiti suami berulang-ulang kali hanya untuk menjauh darinya,,, namun tetap hanya karena adanya cinta terhadap  ALLAH yang mampu membuatnya bertahan untukku,,, karena sejujurnya hati,pikiran,dan jiwa ini tak dapat dan tak sanggup untuk  menjauh dan pergi dari suami,,, semua bisa terjadi hanya karena adanya rasa kebencian yang mampu membuat aku untuk menghindar dan pergi menjauh,,,

Dan di balik segala usaha untuk membencinya semua sia-sia belaka,,, justru kehancuran dan rasa sakitlah yang akhirnya kembali kurasakan,,, sakit di jiwa,sakit di raga dan sakit di hati,,, karena harus kembali melihat dia yang bisa menyakiti ragaku,,, yang bisa melakukannya lagi di depan mataku,,, tapi satu yang kupercaya,,, dia tak akan melakukan ini jika aku benar-benar menjaga hati dan perasaannya,,, aku tak tahu sebesar apa rasa cinta dan sayangnya kepadaku,,, hingga ini yang harus kurasakan,,, sampai pada saat kutulis kisah hidup ini,,, hanya rasa  bersalah,gundah,gelisah yang selalu menghantui,,, sekarang aku hanya menyerahkan semua kepada sang khalik sang pencipta yang menentukan arah dan tujuan hidupku selanjutnya,,, karena akupun masih belum mengetahui apa yang akan terjadi di kehidupanku yang akan datang,,, hanya ALLAH yang tahu semua ini,,, seperti inikah jalan orang-orang yang percaya bahwa Tuhan itu ada,,, yang mampu menerima takdir dan kematiannya di tangan ALLAH S.W.T walau  pahit yang di rasakan,,, siapa yang akan tahu dengan kehidupan yang akan datang nantinya,,, sama seperti halnya aku,,, siapa yang tahu jika takdir ku menjadi istri simpanan,,, dan siapa pula yang tahu apakah sampai mati aku akan hidup bersama dengan suami,,, dan siapa yang tahu apakah suatu hari nanti istri tua suami dapat menerima keberadaan dan mau menerima serta mengampuni segala kesalahan dan dosaku selama ini terhadapnya,,, semua hanya ALLAH yang tau karena kita hanya makhlukNya yang lemah dan tak berdaya,,, sungguh besar Kuasa dan Karunia ALLAH S.W.T di dunia ini,,, tak ada yang mampu menolak dan mencegah segala takdir yang sudah di tentukan olehNya,,,

Aku yang selalu berserah kepadaNya percaya bahwa semua ini tak akan selamanya akan kujalani,,, karena akan selalu ada pelangi sehabis hujan,,, dan cinta karenaNya akan membawa nikmat di dunia dan akhirat,,, serta selalu percaya bahwa tak ada cobaan yang datang kepada umatNya yang melebihi batas kemampuan dari segala makhluk di dunia ini,,, ALLAH yang maha adil lagi maha penyayang selalu memberikan jalan hidup seseorang sesuai dengan kemampuannya masing-masing,,, ALLAH ingin melihat apakah dengan segala cobaan yang di jalani oleh umatNya dapat membuat umatNya ikhlas dan selalu berserah kepadaNYa,,, inilah akhir dari segala tulisan dariku,,, karena sesungguhnya tak ada niat lain yang ingin ku sampaikan kepada pembaca selain mengingat  bahwa hanya ALLAH yang dapat menentukan jalan hidup dan takdir seseorang di dalam kehidupannya,,, dan semua akan berakhir hanya di dalam kematian,,,


Banjarbaru,03 januari 2015

KARANGAN PERTAMA



“ kini aku tahu kalau cinta sejati itu tak mengenal hasta dan kasta pada diri seseorang “


Berawal dari kisah cinta yang tak di restui oleh kedua orang tua,,, namun sepasang kekasih ini masih saja memaksakan kehendak untuk tetap melangsungkan pernikahan tanpa tahu resiko apa yang akan mereka terima ke depannya nanti,,, namun disini cinta sejatilah yang akan menjawab semua pertanyaan itu,,,

                                                  ****


Dina adalah seorang anak gadis yang sangat terkenal dengan kekayaannya,,, mengapa tidak seluruh produk sepatu yang ada di kotanya adalah milik dari kedua orang tua Dina,,, Dina juga termasuk gadis kaya yang suka menghambur-hamburkan kekayaan orang tua bersama teman-temannya,,, tetapi semua itu berubah ketika Dina bertemu dengan seorang pria miskin,,,  dan semenjak pertemuannya itu,, kehidupan Dina berubah sangat drastis,,, sampai  kedua orang tua dan teman-temannya pun bingung atas perubahan yang di bawa Dina ke dalam kehidupannya sekarang,,,

                                                  ****

Dina termasuk gadis yang sangat cantik,manis,putih,modis dan cerdas,,, dia gadis keturunan darah Manado dan darah orang Belanda,,, jelas saja jika semua mata selalu tertuju pada keelokkan gadis berambut panjang berombak dan berwajah blasteran ini,,,
Malam seketika datang menghampiri di tengah-tengah kota metropolitan,, Dina baru saja selesai menghabiskan waktu bersama teman-temannya di sebuah mol terbesar di kota Jakarta,,, orang tuanya memang terkenal sangat kaya raya tetapi sungguh di sayangkan setiap hari yang di lakukan Dina hanya membuang-buang waktu untuk berfoya-foya di luar sana dengan teman-temannya,,, walaupun Dina tergolong gadis yang sangat cerdas tapi ia tidak pernah berfikir apa yang akan di lakukannya setelah ia menyelesaikan studinya di bangku SMA nanti,,,
Dan di malam itu pada saat Dina dan teman-temannya pulang,, mobil yang di kendarai Dina dengan teman-temannya mogok,,, sangat jelas Dina dan teman-temannya bingung mau meminta pertolongan kepada siapa,,, karena disaat malam itu sudah menunjukkan pukul 00.30 WIB,,, 

Dina : “ aaarrghhhh resek banget sih nih mobil, padahalkan barusan di service tadi pagi,, kok bisa mogok gini sih ??! “

Sinta :“ kenapa Din ??? “

Teman Dina bertanya dengan cemas,,,

Dina :” nggak tau nih tiba-tiba aja mogok,, mana udah jam segini lagi,, mau nelpon bengkel mobil mana coba kalau sudah jam segini,,,

Dina benar-benar kesal malam itu,,, di saat orang tuanya sedang pergi keluar negeri untuk mengurus bisnis sepatu mereka Dina mendapatkan musibah yang tak terduga,,,
Namun Tuhan masih sayang dengan Dina,, ia mendapatkan pertolongan dari seseorang yang kebetulan lewat di jalan tempat mobil Dina mogok,,, seseorang itu bernama Dani,, dan kebetulan Dani adalah montir di sebuah bengkel mobil di Jakarta,, Dani memang asli dari kota Jakarta,, ia anak dari keluarga yang sangat miskin,, namun biarpun miskin Dani juga memiliki wajah yang cukup tampan hanya saja nasibnya yang kurang bagus,, Dani juga tidak sempat menyelesaikan studinya di bangku SMA karena orang tuanya tidak memiliki biaya untuk melanjutkan pendidikannya,,, hingga akhirnya Dani memutuskan untuk berhenti sekolah dan mencari pekerjaan di tempat kelahirannya,,,

                                                         ****

Dani :” ada yang bisa di bantu mba ? “

Dina melirik dengan wajah kesal,,, “ nih mobil ku mogok padahal tadi pagi barusan aja di service sama sopir ku,,,

Dani :”boleh saya lihat dimana kerusakkannya ? “

Dina :” boleh kok,,, “

Dani dengan seksama memeriksa kerusakan yang ada pada mobil Dina,, dan ia mencoba memperbaiki kerusakannya itu,,,

Dani :” udah mba ternyata hanya sekringnya saja yang putus jadi mobilnya mba nggak bisa nyala tapi ini sudah saya ganti dengan sekring cadangan yang ada di mobilnya mba kok,,, silahkan mba mobilnya sudah bisa di jalankan lagi sekarang,,, “
Lalu dengan segera Dina menyalakan mesin mobilnya memeriksa apakah benar mobilnya sudah bisa ia kendarai kembali,,,

Dina :” makasih banyak yaaa mas sudah mau nolongin aku,, nih buat masnya,, “
Dina mengeluarkan  uang seratus ribu rupiah untuk Dani,,

Dani :” nggak usah mba makasih lagian kan saya cuma gantikan sekringnya aja,, dan lagi pula saya nolongin mba karena kebetulan lewat sini,,,

Dani menolak pemberian Dina dengan sangat sopan,,,

Dina :” eehhmmmm,,, yaa udah kalau gitu,, sekali lagi makasih banget yaaa untung masnya lewat sini,, aku nggak bisa bayangin seandainya masnya nggak lewat sini,, mungkin aku bakalan tidur di dalam mobil sampai nunggu pagi,, sekali lagi makasih banget yaaa,, oh yaaa kenalin aku Dina.”

Dani :” aku Dani,,, “

Dina :” okk deh sekali lagi makasih yaaa mas Dani,, yaa udah kalau gitu aku pulang dulu,,,

Dina menuju ke mobilnya,, namun dengan segera ia kembali lagi berbalik ke arahnya Dani,,,

Dina :” oh iya satu lagi aku boleh tau nomor handphone masnya nggak ?? yaaa siapa tau suatu saat nanti aku perlu bantuan masnya lagi,,, “

Dani :” eemmm boleh kok mba,,, “

Mereka berdua saling bertukar nomor ponsel,, dan dari semenjak itu mereka sering berkomunikasi dan bertemu,, Dina sering sekali menjemput Dani sepulang kerja untuk berjalan-jalan,, sampai-sampai kebiasaan Dina dengan teman-temannya tak pernah lagi ia lakukan semenjak dekat dengan Dani,, hingga pada suatu sore di sebuah danau Dina bertanya kepada Dani,,

Dina :” mas Dani kamu pernah merasakan jatuh cinta yang sebenarnya nggak ??? “

Dani sedikit terkejut dengan pertanyaan kecil dari Dina untuknya,,,

Dani :” eemmm belum sih,,, cuma kata orang jatuh cinta yang sebenarnya itu indah dan manis seperti coklat,,, heheheheee tapi saya juga nggak tau pasti karena saya kan belum pernah mengalaminya,,, kalau mba Dina ??? “

Dina :” saya ???,,, eemmmmm mas Dani tau nggak semenjak saya dekat dengan seseorang sekarang saya jadi tau gimana rasanya jatuh cinta yang sebenarnya,,, dan jujur sekarang saya lagi jatuh cinta sama seseorang itu,,, “

Dani :” mangnya siapa seseorang itu mba Dina ? “

Dina :” orang itu yaa mas Dani sendiri !!! “

Kali ini Dani benar-benar terkejut mendengar perkataan Dina,,, ia tak pernah merasakan ini sebelumnya,,, jantungnya berdebar-debar dan nafasnya tak beraturan menahan degup jantungnya yang semakin berdebar,,, namun Dani masih tetap tak percaya dengan yang di ucapkan Dina saat itu,,, lalu Dani menatap Dina pekat,,, ia kemudian tertawa melihat wajah Dina sambil berkata,,,

Dani :” mba Dina kalau bercanda jangan kelewatan dong,,, saya kan jadi malu mba !!! “

Dina :” siapa yang bercanda sih mas,, saya serius ngomong gini sama masnya,,, saya suka sama mas Dani,,, “

Dina dan Dani saling berpandangan sambil tersipu malu,, kemudian Dani berlalu dari pandangan Dina,,

Dani :” tapi saya rasa semua itu nggak mungkin mba Dina,, mba sama saya kan beda,, dan ini pasti nggak akan berlangsung lama,,,

Dani mencoba menjelaskan dan menatap Dina kembali dengan senyuman,,,

Dina :” maksudnya beda gimana mas ??,, kan kita sama-sama manusia dan kita sama-sama punya hati,,,

Dani :” mba Dina harus inget,, mba sama saya itu perbedaannya bagaikan bumi dan langit,, mba anak orang kaya sedangkan saya hanya orang miskin yang nggak punya apa-apa,, mba orang yang berpendidikan tinggi dan saya nggak,,,

Dina menghampiri Dani yang berada agak jauh dari hadapannya,,,

Dina :” jadi itu toh masalahnya ??,,, hanya karena perbedaan saya anak orang kaya dan mas Dani hanya anak orang miskin ?? “

Dani :” bukan hanya itu mba Dina,, coba mba Dina pikirkan juga gimana penerimaan orang tua mba Dina terhadap saya kalau tau anak gadisnya berpacaran dengan orang miskin seperti saya ??,,, orang tua mba Dina pasti malu banget dengan teman-teman dan relasi-relasinya ,,,”

Dina :” bentar,,, mas Dani kok jadi mikir kesana sih ?? yang jalanin kan saya sama mas Dani bukan mereka,, dan saya yakin kok kalau mereka sudah kenal sama mas Dani mereka pasti mau terima mas Dani,, atau mungkin bisa kasih pekerjaan mas Dani di salah satu perusahaan mereka,,, “

Dani :” mba Dina saya jadi mikir kesana supaya kita nggak salah ambil keputusan,, pikirkan dulu dengan baik-baik perasaan mba Dina sama saya,, karena perasaan itu nggak bisa di buat main-main mba,,, “

Dina :” gini deh,,, sekarang saya mau tanya sama mas Dani,, sebenernya mas Dani punya perasaan yang lebih juga nggak sama saya ?? “

Dani berbalik arah membelakangi Dina dan menghela nafas panjang mendengar pertanyaan dari Dina,, serta memikirkan jawaban yang sepatutnya ia jawab,,, akhirnya Dani pun kembali berbalik ke arah Dina dan mengatakan,,,

Dani :” jujur mba sebenernya semenjak pertemuan kita di malam itu saya sudah punya perasaan suka sama mba Dina,,, tapi saya berfikir itu nggak mungkin,, masa perempuan secantik dan sekaya mba Dina mau sama orang miskin seperti saya,, dan jujur saya juga masih belum bisa percaya kalau ternyata mba Dina juga punya perasaan yang sama seperti yang saya rasakan sekarang,,, “

Dina :” mas Dani masih nggak percaya apa sih sama saya,, memangnya saya punya tampang jadi pembohong yaaa ?? “

Dani :” nggak mba bukannya gitu,,, saya cuma masih belum percaya aja kalau mba Dina bisa suka dan sayang sama orang miskin seperti saya,, lagi pula kan masih banyak juga laki-laki di luar sana yang lebih baik dari pada saya,,, “

Dina berjalan menjauh dari Dani sambil berucap,,,

Dina :” saya nggak tertarik dengan laki-laki yang ada di luar sana mas,, mereka semua itu laki-laki brengsek yang cuma mau mengejar-ngejar harta orang tua saya,, beda sama mas Dani,,,

Dina kembali berbalik ke arah dan mendekatinya Dani,,

Dina :” udah mas Dani,, nggak usah bohongi perasaan mas lagi,, kita jalani aja dulu,, dan saya yakin suatu saat nanti orang tua saya pasti akan meyetujui hubungan kita,, “

Dani :” mba Dina yakin dengan keputusan ini ?? “

Dina :” saya yakin mas,,, karena saya tahu mas adalah laki-laki yang baik dan bertanggung jawab,, dan mulai sekarang mas jangan panggil saya mba lagi yaa,, panggil aja saya Dina,, okk ??! “

Dani :” iyaa Dina sayang,,, “

Dani menggenggam erat tangan Dina,,, mereka berdua pun saling berpelukan,,, hari-hari yang mereka lalui begitu indah,,, Dina sekarang bukan lagi gadis cantik yang suka keluar rumah dengan maksud yang tidak jelas,,, justru sekarang ia lebih sering menghabiskan waktunya hanya untuk sekolah dan bertemu dengan Dani,,, ini semua membuat teman-temannya heran karena perubahannya itu,,,

                                                           ****

Sampai pada suatu ketika Dina di kejutkan dengan kedatangan kedua orang tuanya dari Amerika,,, padahal saat itu  ia pulang dengan Dani yang kini sudah menjadi kekasihnya,,
Dina berlari dan berteriak menuju kedua orang tuanya dan memeluk mereka untuk melepaskan rasa rindu yang telah lama ia pendam,,

Dina             :” mama,,, papa,,, pulang kok nggak bilang-bilang sih sama Dina ??  kan bisa Dina jemput di air port,, “

Mama Dina   :” maaf Dina sayang mama sama papa cuma mau bikin surprise aja buat kamu,,, “

Dina             :” aakkhhh mama bisa aja dech bikin Dina seneng,,, “

Papa Dina     :” siapa ini Din ?? “

Dina             :” eemmm mah,, pah,, kenalin ini pacar Dina “

Dina menghampiri dan menarik tangan Dani yang sedari tadi berdiri di depan pintu untuk bertemu dengan kedua orang tuanya,,,

Dani             :” permisi om,, tante,, kenalkan saya Dani “

Dani mengulurkan tangan kepada kedua orang tua Dina,,, namun kedua orang tua Dina tidak menghiraukan uluran tangan dari Dani justru mereka menatap sinis terhadap Dani dan berkata,,,

Papa Dina    :” kamu pacar Dina ??? “

Dani            :” iya om saya pacarnya Dina “

Papa Dina    :” sudah berapa lama kamu pacaran sama Dina ??? “

Dani            :” baru om,, belum lama “

 Papa Dina    :” Dina nggak bilang kalau dia itu anaknya siapa ??? “

Dina dan Dani saling melirik,,,

Dina             :” mah,, pah,, Dina sudah,,, “

Papa Dina     :” diam kamu Dina papa nggak tanya sama kamu,, papa tanya sama berandalan ini,, “

Dina             :” tapi dia bukan berandalan pah,,, dia orang yag baik,, dia yang nolongin Dina waktu mobil dina mogok di jalan malam-malam itu,, dan dia ikhlas menolong Dina pah,, “

Papa Dina      :” aakkhhh paling itu cuma akal-akalan dia aja untuk mencari muka sama kamu Dina,, jaman sekarang mana ada sih orang yang ikhlas mau nolongin orang lain,,, “

Dina              :” tapi Dina nggak bohong pah Dani memang orang yang baik,, dia laki-laki yang bertanggung jawab,,,”

Air mata Dina jatuh seketika melihat penerimaan orang tuanya terhadap Dani,,, dan Dani hanya bisa diam tak bersuara melihat penerimaan dari kedua orang tua Dina saat pertama kali bertemu dengannya,,,

Papa Dina       :” masuk kamar Dina !!! SEKARANG !!!,, “

Dina                :” mama sama papa jahat nggak pernah ngerti sama perasaannya Dina,, mama sama papa cuma mikirin diri papa sama mama sendiri aja,,,

kemudian Dina menatap ke arah Dani,,

Dina                 :” mas pliisss saya mohon kmas Dani jangan diem aja,, saya mohon mas,, ngomong sesuatu sama orang tua saya,, saya sayang sama mas Dani,,, “

Dani tak bersuara,, ia benar-benar tak dapat berucap apa-apa lagi sekarang,,,

Papa Dina         :” cepat masuk kamar Dina,,, kamu nggak dengar papa bilang apa,,, jangan bikin papa tambah kesal dan marah,,, mah bawa Dina masuk ke dalam kamar papa nggak mau Dina berhubungan lagi dengan berandalan ini,, “

Mama Dina        :” ayoo Dina masuk kamar,, kamu nggak dengar papa barusan ngomong apa,,, kamu mau  papa ngamuk-ngamuk sama kamu ??? “

Dina                  :” tapi mah Dina sayang sama mas Dani,, dan Dina nggak mau pisah sama mas Dani,,

Dina di seret dan di paksa masuk oleh mamanya sambil berteriak memanggil nama Dani,,,

Papa Dina         :” dan kamu berandalan,, pulang kamu dan jangan pernah injakan kaki kamu di rumah ini lagi,,, saya nggak sudi melihat wajah kamu apalagi sampai kamu jadi menantu ku,,,

Dengan perasaan yang hancur Dani berlalu dari hadapan papanya Dina,,, ia sungguh tak dapat berkata apa-apa lagi sekarang,,, hanya perasaan malu dan hancur yang kini bersarang di dalam hatinya,,, cinta yang telah di rajut bersama Dina kini harus di lepaskannya,,, lantaran kedua orang tua Dina tak merestui hubungan mereka berdua,,,

                                                             ****

 Hari-hari sepi kini di lalui oleh keduanya,, Dina tak pernah keluar rumah lagi setelah kejadian malam itu,,, Dina di kurung oleh kedua orang tuanya,,, ia tak mau makan sampai berhari-hari hingga akhirnya ia memutuskan untuk lari dari rumah dan mengejar kekasihnya Dani,,,
Dina mencari Dani di bengkel tempat Dani bekerja,, waktu itu pengunjung terlihat sangat ramai hingga tak nampak sosok Dani di mata Dina saat itu,, dan akhirnya Dina bertanya pada salah satu pekerja di bengkel itu,,

Dina          :” permisi mas,, mas Daninya ada ??? “

Mail          :” oh Dani,, sudah beberapa hari ini dia nggak masuk kerja mba,,, nggak tau juga kenapa,, “

Dina          :” nggak masuk kerja ???,,, bisa minta alamat rumahnya nggak mas ??? ”

Mail          :” bisa mba bisa,,, tunggu sebentar yaaa,,, “

Dina          :” iyaaa mas,, sebelumnya makasih yaa,, “

Mail           :” iya mba,, silahkan duduk aja dulu mbanya,, saya masuk dulu ambil data pekerja,, “

Dina merasa sangat bersalah pada kekasihnya Dani atas perlakuan kedua orang tuanya waktu itu,,, ia sama sekali tak pernah menyangka jika orang tuanya bisa sekasar itu pada Dani,,,

Mail           :” permisi mba,, ini alamatnya Dani,,, “

Dina           :” makasih banyak yaa mas untuk bantuannya,, saya permisi dulu “

Dina mencari rumah Dani dengan menggunakan taxi argo karena kunci mobil dan semua fasilitas di ambil oleh kedua orang tuanya,, yang ia miliki sekarang hanya beberapa ratus ribu rupiah yang tersisa di dompetnya,, dan juga bukti cintanya untuk Dani,,,

Dina berhenti di sebuah perkampungan yang mana di tunjukkan oleh alamat yang di terima Dina dari teman kerja Dani,,, Dina menanyakan alamat Dani pada orang-orang kampung yang ia temui di jalan,,, dan sampai akhirnya ia menemukan sebuah rumah kecil dengan pekarangan yang terlihat agak berantakan karena kurangnya sentuhan dari si pemilik,, disitu di lihatnya Dani sedang duduk bersandar di sebuak sofa kecil yang tak lagi ada busanya sambil memetik senar gitar,, melihat itu Dina langsung saja menghampiri Dani,,,

Dina            :” permisi mas Dani “

Dani terkejut melihat kedatangan Dina ke rumahnya itu,,, ia langsung berdiri dan meletakkan gitar kesayangannya di atas sofa,,, sungguh saat itu Dani benar-benar tak menyangka jika Dina benar-benar ada di hadapannya,,,

 Dani             :” ini beneran kamu Din ??? “

Dina              :” iya mas,, ini saya Dina kekasih mas Dani,, “

Dina memeluk Dani dengan berlinang air mata,, ia tampak begitu bahagia melihat kekasihnya Dani yang ternyata masih mau menerima kehadirannya setelah kejadian malam itu,,,

Dani               :” kamu kok kesini Din ???,, nanti kamu di marihi sama orang tua kamu lagi lho kalau mereka tau kamu temuin saya,,, “

Dina               :” tenang aja mas mereka nggak tau kok kalau saya pergi temuin mas,, mungkin justru mas Dani yang masih takut dapat cacian lagi dari papa,, karena saya temuin mas ??? “

Dani                :” nggak,, saya nggak takut kok “

Dina                :” lantas kenapa kemarin mas diem aja sewaktu orang tua saya menghina mas seperti itu ??? “

Dani                :” Din saya cuma menghormati orang tua kamu aja kok,, karena saya sadar,, saya memang nggak pantas buat kamu,, “

Dina                :” mas kok ngomomgnya gitu sih sama saya,, saya tuh sayang banget sama mas,, sampai saya rela pergi dari rumah seperti ini cuma karena saya ingin jalani hidup sama mas,, saya nggak mau lagi pisah sama mas Dani “

Dani                :” jadi maksud kamu,, sekarang kamu kabur dari rumah hanya untuk hidup bersama saya ???,,, salah besar Din kalau kamu ngelakuin ini,, “

Dina                :” saya salah ???,, kalau saya salah katakan dimana kesalahan saya,, saya ngelakuin ini karena saya mau mengejar kebahagiaan saya,, saya mau mengejar cinta saya dan hidup bersama orang yang saya sayang,,, tapi sekarang saya pikir mas benar,, ternyata saya memang salah,, orang yang selama ini saya percaya bisa mengubah warna di kehidupan saya,, sekarang malah bikin saya kecewa,, makasih banyak mas,, karena mas sudah nyakitin perasaan saya sampai seperti ini,, saya pamit pulang mas,,, “

Dina berlari keluar dari teras rumah Dani tanpa dapat menahan air matanya,,, ia benar-benar tak menyangka Dani akan melakukan itu kepadanya,,, dan Dani memukulkan tangannya ke tembok rumah lalu berlari menyusul Dina yang masih di lihatnya tengah berlari dan belum hilang dari pandangannya,,,

Dani                 :” Din tunggu!!! “

Dina berhenti dan berbalik menatap Dani dengan air matanya,,,

Dina                 :” apalagi sih mas ?? sudah jelaskan kalau mas Dani memang nggak ingin hidup bersama dengan saya,, atau mas Dani masih belum cukup puas menyakiti saya ?? “

Dani memeluk Dina erat dan mencium kening Dina,,,

Dani                 :” maafin saya Din,, maafin saya,, saya tahu kalau saya salah karena sudah membiarkan kamu pergi lagi dari saya,, saya juga sayang sama kamu Din,, saya juga nggak mau kehilangan kamu lagi,,

Dina mempererat pelukan dari Dani,, Dani pun begitu sambil mengusap air mata Dina dan mencium keningnya kembali,,

Dani                  :” sekarang kita pulang ke rumah dulu yaa Din,, kita ngomong disana aja nggak enak disini banyak orang yang liat kita “

Mereka berdua kembali ke rumah Dani untuk membicarakan kembali kelanjutan hubungan mereka,, orang tua Dani sudah lama meninggal,,, dan Dani tinggal sendiri di rumah itu,,, Dani juga anak satu-satunya dari bapak dan ibunya,,,
Dani mempersilahkan Dina duduk di kursi sambil memberikan minum untuknya,,,

Dani                   :” jadi sekarang mau kamu gimana Din ??? “

Dina                   :” nikahin saya mas !!! “

Dina menatap mata Dani tajam sambil menggenggam tangannya,,, Dani terpaku mendengar ucapan Dina,,,

Dani                   :” nikah ??? Din kamu nggak salah minta saya nikahin kamu secepat ini ??? sedangkan kamu tau sendirikan gimana keadaan saya sekarang ??? tolong kamu ngertiin saya Din,, “

Dina                    :” sudah nggak ada cara lagi mas selain itu,, saya siap kok harus hidup serba kekurangan kaya gini,, saya ikhlas jalaninnya sama mas Dani,, karena saya sayang banget sama mas,, mas, saya mau mas Dani bawa saya ke dalam kehidupannya mas,,,

Dani                    :” kamu yakin dengan ucapan kamu barusan Din ??? “

Dina                    :” iya mas saya yakin kok “

Dani berfikir keras dengan ucapan dan keputusan Dina barusan,,, ia benar-benar bingung,, ia takut jika suatu saat nanti Dina tak kuat hidup bersamanya di dalam kemiskinan,, karena ia tahu Dina mungkin nggak segampang itu bisa merubah cara hidupnya dengan kemewahan menjadi serba seadanya,, tetapi Dani kemudian berfikir lagi kalau Dina benar-benar mencintainya dan itu yang membuat hati Dani menjadi yakin terhadap Dina,, dan akhirnya ia menyanggupi permintaan Dina untuk menikahinya,,

Dani                     :” yaa sudah besok kita datangi kedua orang tua kamu walaupun sebenernya kita tahu kalau mereka nggak akan merestui kita tapi paling nggak kita minta ini dengan baik-baik sama mereka,,, “

Dina                     :” tapi buat apa mas ?? toh yang ada mereka akan lebih mencaci maki mas karena sudah berani melamar saya di depan mereka dengan tanpa ada modal apapun,,, “

Dani                     :” Din niat kita baik,,, kita cuma mau kasih tau mereka kalau saya akan menggantikan tanggung jawab mereka untuk menjaga dan menghidupi kamu,,, kamu nggak usah takut,, kali ini saya akan tetap memperjuangkan kamu,, apapun akibatnya pasti akan saya terima,, saya janji !!! “

Dina                     :” iyaa mas,, saya percaya sama mas,,, “

Keesokkan harinya mereka berdua datang ke rumah orang tua Dina dan menyampaikan maksud kedatangan mereka,, sudah seperti yang mereka duga orang tua Dina tidak merestui hubungan mereka,, tapi tak mengurungkan niat mereka untuk tetap melaksanakan pernikahan,,, Dani pamit kepada orang tua Dina dan sejak kedatangan Dina ke rumah orang tuanya itu Dina sudah tak di anggap mereka anaknya lagi,,, dan seketika itu pula kehidupan Dina berubah menjadi 180 derajat,,,

Sepulang dari rumah orang tua Dina,, Dani kembali bertanya kepada Dina,,

Dani                      :” kamu masih yakin mau menikah sama saya Din ??? “

Dina                      :” saya yakin mas,,, saya bahagia hidup bersama mas,,, “

Dina memeluk Dani dengan wajah yang tersenyum bahagia karena apa yang di inginkannya sekarang terwujud,,

                                                               ****


Sehari setelah Dina di nyatakan benar-benar keluar dari rumah orang tuanya itu,, Dina dan Dani melaksanakan pernikahan di KUA dekat perkampungan rumah Dani,, dengan di saksikan oleh kedua saksi dari KUA setempat dan teman-teman dekat Dani di tempat kerja,, pernikahan itu kini sah dalam beberapa saat,, Dina begitu sangat bahagia dengan menyandang gelar “ IBU DANI “

Namun kehidupan mereka tak hanya sampai disitu,,, yang dulunya Dina tak pernah sholat kini ia sering sholat berjama’ah bersama suaminya Dani,,, Dani sangat senang dengan perubahan yang ada pada diri Dina,, ia benar-benar tak menyangka kalau Dina bisa menjalani hidup yang serba kekurangan bersama dengan dirinya,,, dan sekarang Dani lebih giat dalam pekerjaannya,,, ia ingin membuat istrinya bahagia walau memang tak bisa sekaya kedua orang tuanya itu,,,

Di malam itu ketika setelah sholat is’ya Dina merasa mual dan kepalanya pusing mungkin karena ia terlalu lelah mengerjakan pekerjaan rumahnya sebagai ibu rumah tangga,,, keesokkan harinya Dani membawa Dina ke puskesmas untuk berobat,,, ia sama sekali tak menyangka jika dokter akan mengatakan,,” selamat yaa pak,, sekarang istri bapak sedang mengandung 1 bulan,, “ Dokter puskesmas itu mengabarkan berita bahagia itu kepada pasangan suami istri ini,,, jelas sekali mereka berdua bahagia,, karena cinta yang selama ini mereka berdua jalani memberikan suatu kebahagiaan yang tak ada tandingannya di dunia,,,

Hari demi hari mereka lalui,, setiap Dani pulang kerja ia selalu membawakan istri tercintanya makanan karena Dina selalu merasa lapar setiap malam,,, walau hanya makanan pinggir jalan Dina tetap merasa senang atas perhatian dari sang suami tercintanya itu,,, kini kandungan Dina semakin membesar dan tak lama lagi ia akan melahirkan,,,

Hingga waktu yang di nantikan pun tiba,,, Dina melahirkan seorang putri yang cantik dan molek seperti dirinya,,, matanya yang bulat seperti boneka,hidungnya yang mancung dan kulitnya yang putih,, hanya kebahagiaan yang menyelimuti keluarga kecil ini sekarang,,

Dan kebahagian ini pun tak hanya di rasakan oleh keduanya,,, ternyata kabar bahagia ini juga sampai pada telinga kedua orang tua Dina,, mereka datang tanpa ada rasa ragu yang ada hanya rasa menyesal yang berkepanjangan setelah kepergian anak semata wayangnya itu,,,

Mereka menyesali perbuatan dan perkataan mereka yang kasar terhadap Dani,,, sekarang orang tua Dina dapat menerima kehadiran Dani di keluarga mereka,,, mereka tak lagi menganggap Dani sebagai seorang berandalan seperti yang mereka kenal,,, kini mereka tahu kalau Dani benar-benar pria yang bertanggung jawab,, ia rela mengorbankan segalanya untuk Dina,,, walau harus kerja sampai larut malam ia tak pernah mengeluh karena satu yang di inginkannya yaitu membuat Dina bahagia,,,

Sekarang Dani tak lagi bekerja sebagai karyawan bengkel,,, orang tua Dina memberikan sebagian perusahannya kepada menantunya ini,,, Dani sangat bersyukur dengan apa yang di terimanya saat ini,,, ia tak pernah menyangka jika orang tua Dina bisa berubah seperti ini terhadapnya,,, dan sekarang Dani dan Dina hidup bahagia selamanya,,, bukan karena harta yang di berikan oleh kedua orang tua tapi karena cinta sejati yang mereka jalani selama ini,,,
Itulah mengapa dikatakan cinta tak mengenal hasta dan kasta pada diri seseorang,,,

                                        HAPPY THE END